Sabtu, 09 Oktober 2010

Cinta Monyet (eksplorasi dari status "Natalie Barus")

Pagi ini dari Timor Leste, nafas ku sangat sesak. Serasa saluran nafasku kurang lebar untuk mengeluarkan semua kesesakan yang ada di dadaku. Kadang hembusan nafasku sangat kuat dan kuat sekali, sampai akupun tak percaya. Face book adalah salah satu ventilasi yang ada dan membuat beban serasa terbagi ke sana-sini, bahkan kepada friends yang belum pernah bartemu wajah, dan dari dunia mana saja. Pagi ini Tuhan kirim lagi seorang friend yang bijak, menulis status "Terkadang saat kita ingin menyayangi seseorang, kita berbuat sesuatu tindakan yg malah bisa membunuhnya perlahan-lahan dikemudian hari..". Begitulah cerita "energizer" yang beberapa kali kupakai untuk membangkitkan semangatku dan kawan-kawanku agar beranai melakukan kasih sayang denan benar, sehingga berbuah kehidupan, bukan kematian. Alkisah, seekor monyet berada diatas anak sungai pada musim kemarau. Setiap hari dia memandang air sungai bertambah sedikit, dan beberapa sisinya mulai mengering. Beberapa ikan yang kurang bijak, dan tidak mau "berubah" tetap bertahan di tempatnya, tidak mau melompat sedikit saja agar masuk kedalam aliran air yang lebih dalam. Lalu si monyet melihat ada ikan yang sudah mengalami kesulitan, karena air di tempatnya mulai menyusut, dan sudah terlalu jauh untuk melompat ke air yang lebih dalam. Monyet terus memandangi dan semakin lama semakin kasihan, lalu dia berpikir ikan itu butuh kasih sayang. Monyet turun ke sungai dan mengambil ikan itu dan membawanya ke atas pohon, lalu membelai-belainya sambil berkata dalam hati aku mengasihimu, sungguh kasihan aku melihatmu. Lalu ikan itu mati lebih cepat dibanding dibiarkan saja didalam air. Si monyet kelihatan berhati lembut, tidak tega "melemparkan" ikan itu ketempat yang menyelamatkan, karena tempat itu tidak bisa, itu bukan tempatnya, tempatnya adalah yang sekarang, diaman dia sudah mulai menggelepar. Terimakasih ibu Natalie Barus, memaksa kakak saya Mahdalena Saragih untuk berhenti berobat kampung yang mematikan jiwa dan roh itu dan membawanya ke RS, dan proses panjang pemeriksaan dan pengobatan itulah kemudian memberi dia kehidupan baru setelah hampir saja mendapat kematian kekal dari sang dukun. Setelah sekitar 4 bulan pemeriksaan dan pengobatan, sekitar 2 minggu lalu dia menyatakan pasrah kalau dipanggil Tuhan, karena hasil pemeriksaan dia menderita Brain Cancer Metastase. Walau hari ini, Minggu 10-10-10 dia akan dikebumikan dan walau saya tidak bisa mengantarnya ke peristirahatan sementara dibelakang rumah kami, dia sudah memiliki kehidupan pada saat dia tahu Tuhan akan memanggilnya. Seperti kata penjahat yang satu itu " Tuhan ingat aku bila engkau sudah sampai di kerajaanMu" lalu jawabNya " Hari ini juga engkau bersamaKu....." itulah kehidupan. Terpujilah Tuhan pencipta semesta alam dan segala isinya. Amen

Tidak ada komentar: