Jumat, 22 Oktober 2010

Kepentingan Yang Lebih PentingAngin


Sejak duhulu kala, setidak nya sejak SD selalu diajarkan untuk mendahulukan kepentingan kelompok diatas kepentingan pribadi. Pengajaran ini sungguh membingungkan, bahkan sulit dipahami apalagi diimplementasikan, hinga lulus sarjana bahkan magister. Dan 30 tahun kemudian, hal ini kumengerti dengan baik. Ketika berharap organisasi kerohanian mendukung kegiatan kesehatan untuk umatnya, ada petinggi-petingginya yang menolak dengan alasan yang tidak jelas dan tidak bisa diklarifikasi. Walaupun nyata sekali kegiatan yang dilakukan tidak membutuhkan materi, hanya butuh sedikit waktu untuk mewartakan, sekedar pengumuman bagi umat. Dan ini untuk keselamatan bayi-bayi dan ibunya, agar mereka terhindar dari Tetanus Neonatorum yang kematiannya 100%. Tidak ada bayi baru lahir yang selamat bila menderita Tetanus. Mengapa masih ada jiwa yang tidak bergetar mendengar kematian bayi, dan banyak hati yang menangis ketika kematian para penjahat. Satu-persatu sel otakku mulai berpikir mundur pada pengajaran itu, dan beruntung sekali punya guru yang mengajarkan ini, dan aku masih mengingatnya setelah 30 tahun kemudian dan Tuhan menunjukkan jalan bagaimana hal ini perlu diterapkan. Beginilah caranya Tuhan mengajar orang-orang, selalu dengan jalan-jalan yang tidak terpikirkan. Apa yang terjadi bila kita mendahulukan kepentingan kelompok dari pada kepentingan pribadi, apabila kita berhadapan dengan kepentingan orang banyak. Kira-kira kemungkinannya seperti ini :
1. Karena kita mahluk sosial, yang hanya dapat hidup dengan adanya kegiatan orang lain yang membantu kehidupan kita, maka kesejahteraan orang lain akan meningkatkan kesejahteraan kita.
2. Kehidupan bersama yang seimbang, tidak menimbulkan banyak benturan dan ketegangan, tetapi dipenuhi oleh harmoni yang indah bagi semua orang. Laksana orkestra dengan banyak suara berbeda tetapi enak didengar.
3. Seperti banyak pohon bakau di tepi pantai, yang bersama-sama mendapat kahidupan dari lumpur pantai, akan sama-sama kuat menahan gelombang. Dan kekuatannya menyelamatkan jiwa,
4. Proses akan jauh lebih lancar, bila ada niat saling mendahulukan. Sikap saling mendahulukan sangat damai dan bertahan cukup lama dalam sanubari, dan ini mengubah banyak sifat jahat menjadi baik. Seorang pemimpin yang mendahulukan anak buahnya makan lebih dulu, akan memberikan kesan mendalam dan mengubah sifat-sifat destruktif menjadi konstruktif.
5. Pada saat kelompok sudah merasa nyaman, maka akan banyak orang yang menanyakan "apakah kita merasa nyaman atau tidak". Pada saat kelompok sudah kenayang makan, maka akan banyak orang bertanya kepada kita "apakah kita sudah makan atau belum". Perhatian ini tidak akan kita dapatkan, bila kita maka n dan kenyang lebih dulu. Dan keadaan ini sangat indah.
6. Kita akan menjumpai banyak orang baik hidup disekeliling kita, dan akan banyak kebaikan yang datang.
7. Dan Tuhan akan menunggu kita di KerajaanNya di Sorga, kehidupan kekal bagi mereka yang mendengarkan berita benar dan merenungkannya serta mengerjakannya.

Sebegitu banyak tempat menyedihkan yang dengan mudah ditemukan ; kehidupan yang melarat diantara beberapa kehidupan yang mewah. Keadaan ini terjadi karena orang-orang berkuasa senantiasa melupakan kepentingan orang lain atas uang orang lain yang ada didepannya, dan menggunakannya untuk kepentingan dirinya, istrinya, anak-anaknya. Dan pada saat kehidupan orang lain semakin susah, melupakan banyak hal termasuk ajaran-ajaran baik. Pemberontakan dan kebencian menjadi kebiasaan dan kebanggaan. Betapa mengerikan kehidupan ini bila seorang yang miskin bangga bila bisa melempar mobil orang kaya dan paling tidak memecahkan kacanya dari kejauhan. "Semoga Tuhan mencintai Bangsa ini". Bila satu hal saja dilakukan, akan mengubah banyak hal lain, mengapa kita tidak melakukannya. Bila satu hal kita lakukan, akan membuat banyak kejahatan berubah menjadi kebaikan, maka mari kita lakukan !. Itulah ajaran yang sangat mendasar, tempat kita membangun hati dan nurani. Dan dari sini kerajaan Surga bisa dibangun. Hanya satu hal saja..satu hal..: JANGAN ENGKAU KORUPSI. Amen.

Penguasaan Diri

Hal yang paling gampang mempengaruhi penguasaan diri ada kekuasaan. Kekuasaan diperuntukkan untuk mempertahankan diri atau kehidupan. Dan oleh karena itulah kita perlu menyadari bahwa tatkala membicarakan uang, banyak orang cenderung menunjukkan kekuasaan. Akan kelihatan sekali upaya untuk menunjukkan bahwa seseorang mempunyai kekuatan untuk mebicarakan tentang tersebut, terutama bila uang itu sebagaian dapat menjadi miliknya. Itu adalah keadaan normal dan dapat terjadi pada siapa saja. Tetapi dapat dipikirkan apa yang terjadi bila, masing-masiang yang berkepentingan menunjukkan kekuasaannya, maka kekuasaan akan berhadapan dengan kekuasan. Hasilnya pastilah yang tadinnyabaik menjadi rusak, yang sudah rusak gagal untuk diperbaiki. Dan tidak ada yang mengharapkan hal itu terjadi termasuk mereka yang sedang berkuasa. Disinilah kehadiran kita diperlukan ;
1. Bagaimana menjadi perekat tatkala sudah mulai ada keretakan.
2. Menjadi penguat tatkala sudah mulai ada yang lemah.
3. Menjadi pelembut tatkala sudah ada yang mulai keras kepala.
4. Menjadi peredam tatkala mulai ada benturan-benturan.
5. Menjadi pemberi medali tatkala ada yang mulai merasa kalah.
6. Menjadi penawar tatkala ada yang merasa besar kepala
7. Menjadi teman bagi mereka yang merasa tidak dihargai
Dan dari semua itu, memastikan semua orang pernah tertawa tatkala kita mengambil bagian. Bila menemukan orang-orang berkumpul (rapat) mengenai anggaran dari Donor selama 4 jam dari normalnya 1 jam, tentulah banyak keretakan-keretakan, ada pihak yang merasa lemah, ada yang keras kepala, dan mulai ada benturan antara atasan bawahan, ada yang merasa terpojok dan kalah, ada yang merasa diatas angin dan besar kepala, dan ada yang merasa kerjanya tidak dihargai. Dan saat Tuhan dan Surga menjadi cerita, suasananya berubah menjadi hening. Dan pada saat beberapa orang diduga akan tidak mendapat pertanyaan dari Tuhan saat masuk Surga dan beberapa lainnya akan mendapat banyak pertanyaan termasuk sang boss, semua tertawa gembira, tidak ada ketersinggungan. Semua menjadi menguasai diri, karena kita yang hadir mencoba menguasai diri. Ermera, Timor Leste,20-Oct 2010

Jumat, 15 Oktober 2010

Kegiatan Seksi Bapa GKPS Simalingkar "Sentuhan Kreatifititas Menggugah Jiwa"

Kalau dilihat materi pelayanannya, kegiatan seksi Bapa GKPS Simalingkar ini, standar saja. Ada doa, nyanyi bersama, koor, musik, khotbah, makan-minum dan acara biasa lainnya. Tetapi setelah acara selesai selalu saja kelihatan wajah-wajah dan kesengaran suara-suara yang mengharapkan kegiatan itu dilakukan lagi lain waktu "sangat menarik,menggembirakan, baru ini kami merasakan enaknya bernyanyi memuji Tuhan, pulang larut malampun tak apalah...." dan saat lagu-lagu yang sudah umum dinyanyikan itu dinyanyikan "tarian dengan nuansa Simalungun pun mulai tanpa komando dan dengan sendirinya". Dan "bernyanyi dan menarilah untuk Tuhan" senantiasa terjadi di pelayanan itu. Hanya butuh sentuhan kecil yang biasa dilakukan sebelum kegiatan dilakukan, kira-kira seperti ini :
1. Menetapkan inti acara seperti :mengaktifkan seksi Bapa yang kurang aktif di tempat tujuan dan atau doa utk orang sakit dan atau cinta lingkungan dan atau penyegaran iman dan lainnya. Hal ini penting supaya materi pendukung bisa disesuaikan.
2. Menyusun run down ; supaya bisa diketahu berangkat dari Medan jam berapa, jam berapa tiba, singgah di mana saja, sampai di tujuan jam berapa dan acara apa dan petugasnya siapa.
3. Menghubungi Pendeta/Pelayan yang akan fokus ke palayanan pada point 1, serta menjelaskan dan meminta saran tentang rundown nya. Pendeta/pelayan harus sepakat dengan acara dan mekanismenya, karena sangat bagus bila acara "mengalir" saja dengan sedikit bantuan protokol.
4. Mempersiapkan Multimedia (film, pwr point, lagu-lagu, teks koor, dan lainnya)
5. Melakukukan latihan-latihan dan simulasi rundown, dalam latihan selalu di usahakan supaya kegiatan lebih banyak menagalir tanpa panduan, dan melibatkan lebih banyak jemaat yang dikunjungi, paling tidak 1 kegiatan setiap seksi. Sehingga semua menjadi pelayan, tidak ada yang merasa sebagai penonton.
6. Koordinasi dengan daerah tujua, untuk persiapan acara, akomodasi dan lainnya.
7. Bila ada acara rekreasi disusun sendiri, dan diusahakan rekreasi bersama, semacam mini outbound.
8. Sangat baik bila bisa sampai ditempat tujuan lebih cepat dari jadwal. Sehingga bisa setting alat (sound system, multi media, kursi, persiapan tuan rumah dan urusan pribadi lainnya seperti mandi dan lainnya.
9. Setelah sampai, team kreatif segera pasanga dan setting alat. Penempatan dan performance terbaik, usahakan terus sampai dapar performance terbaik dengan kondisi yang kadang penuh keterbatasan. Seeting harus semaksmal mungkin, karena ini sangat menentukan jalannya acara.
10. Seluruh rombongan, hadir lebih awal di Gereja, dan menyalam sebanyak mungkin jemaat yang hadir.
11. Acara berakhir, sesuai rundown. Tidak menambah-nambah acara sangat bagus. Bila acara sudah habis sesuai rundown, sound system dan multimedia segera di off kan. Hal ini penting supaya jangan sampai ditambah-tambah sampai bosan, kalau sudah bosan tidak ada lagi kerinduan.
12. Apapun yang dilakukan, apapaun hasilnya "PUJI TUHAN".
13. Ada evaluasi kecil waktu sermon.
14. Kegiatan baik selalu minta di ulangi, diulangi dan diulangi.
AMEN.
SELAMAT.!!

Senin, 11 Oktober 2010

Memperhatikan orang-orang kaya

Seorang sahabat yang sudah lupa entah siapa namanya, menulis di Facebook "lebih baik memberi dari pada menerima". Cepat sekali aku memberi comment "memberi adalah ciri orang kaya, sedang menerima adalah ciri orang miskin. Orang kaya tidak pernah miskin dan orang miskin tidak pernah kaya". Lalu sahabat ini comment lagi " koq bisa ??"..dan seterusnya..comment di comment lagi. Pada waktu jam makan siang di UNICEF Dili, Timor Leste, saya dan beberapa staff termasuk driver UN juga, bercerita mengapa orang America, dan banyak negara Eropah, termasuk Asia seperti Jepang "banyak sekali uangnya" dan bagaimana mereka bisa memberi bantuan begitu banyak, termasuk menggaji aku yang tingginya luar biasa. Gaji satu bulan disini lebih dari gaji satu tahunku yang sekarang. Dengan ringan aku respon " mereka itu banyak uang, karena mereka rajin memberi, mereka yang kaya-kaya di negaranya sana, berpikir "apa yang dapat dilakukannya untuk orang lain". Atau paling tidak dia berpikir, apa yang bisa kubantu sama orang ini biar dia tidak menyusahkan aku. Sehingga semakin banyak hartanya, semakin besar motivasinya membantu orang lain, dan saya sambung dengan seenaknya "dan Tuhan memberkati orang-orang ini" dan uang mereka selalu bertambah banyak dan banyak. Lalu saat blog ini kutulis, aku pun ingin jadi orang kaya..ingin kaya dan kaya. Dan tentu tak perlu pengalaman untuk menjadi kaya, kaya adalah saat ini, bukan masa lalu dan masa yang akan datang. Merasa tidak berkucupan adalah ciri-ciri orang miskin. Bila selalu merasa tidak berkecukupan, maka tak pernah ia menjadi kaya. Tetapi miskin di hadapan Allah adalah kekayaan terbesar, karna orang miskin tidak merasa memilki apa-apa, bahkan makan hari ini pun menunggu adanya anugerah dan berkat..bila di tunggu datang dari kuasa Tuhan, itulah kekayaan yang sesungguhnya, karena hanya kepadany Tuhan memberi kebahagiaan.

Minggu, 10 Oktober 2010

Algoritma untuk menentukan status eliminasi dan resiko Maternal Neonatal Tetanus

Berikut adalah alg

Wawasan menyempit dikala marah

Sadar atau tidak sadar, tindakan baik dan benar sangat dipengaruhi oleh wawasan kita terhadap tindakan yang akan kita lakukan beserta rentetan sebab akibatnya.Karena di dunia ini hukum "aksi-reaksi" tidak dapat dihapuskan. Setiap aksi yang kita lakukan pastilah ada rekasi awal yang memicunya dan ada reaksi lanjutan sebagai akibatnya. Demikianlah kejadian-kejadian terus berlangsung, seperti reaksi nuklir, yang hampir tidak diketahui kapan reaksi terakhir akan terjadi dan dimana, serta menimpa siapa. Kala kita marah, reakasi adalah "fight" dimana kita siap menghancurkan yang dianggap lawan atau yang tidak sepaham atau yang berpotensi menjadi pengalang keinginan kita. Pada saat seperti itu, maka niat kita cuma satu "lawan harus kita serang" "kehancurannya adalah kebahagaiaan saya" bahkan kadang ada yang sampai mengatakan "mati pun jadilah". Bukankah kalau dia sudah mati dia tidak akan menikmati kemenangan yang dimaksudnya. Pada sisi lain, marah adalah ventilasi. Anggaplah air direbus sampai mendidih, dan bila tidak ada lubang untuk jalan keluar uap, pastilah wadahnya meledak dan hancur. Namum pada kehidupan manusia, interaksi interpersonal, dimana hubungan antar manusia sudah menjadi keharusan untuk bertahan hidup, ventilasi harus dikelola dengan benar. Pengelolaan melalui komunikasi intrapersonal merupakan salah satu pilihan pertama. Dimana kita berbicara kepada diri kita sendiri; dimana kita skarang, mengapa kita ada pada tempat sekarang, kemana kita akan pergi, dan untuk apa kita pergi kesana..dan seterusnya. Namun komunikasi interpersonal harus seimbang dengan intrapersonal, supaya tidak terjadi keadaan-keadaan yang seperti nyata menurut kita tapi tidak nyata bagi kebanyakan orang, lalu kita tertawa sendiri. Komunikasi interpersonal, memerlukan orang dan waktu yang tepat. Rumah ibadah adalah tempat dan ada orang-orang terbaik bagi kita sebagai ventilasi, semoga.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Cinta Monyet (eksplorasi dari status "Natalie Barus")

Pagi ini dari Timor Leste, nafas ku sangat sesak. Serasa saluran nafasku kurang lebar untuk mengeluarkan semua kesesakan yang ada di dadaku. Kadang hembusan nafasku sangat kuat dan kuat sekali, sampai akupun tak percaya. Face book adalah salah satu ventilasi yang ada dan membuat beban serasa terbagi ke sana-sini, bahkan kepada friends yang belum pernah bartemu wajah, dan dari dunia mana saja. Pagi ini Tuhan kirim lagi seorang friend yang bijak, menulis status "Terkadang saat kita ingin menyayangi seseorang, kita berbuat sesuatu tindakan yg malah bisa membunuhnya perlahan-lahan dikemudian hari..". Begitulah cerita "energizer" yang beberapa kali kupakai untuk membangkitkan semangatku dan kawan-kawanku agar beranai melakukan kasih sayang denan benar, sehingga berbuah kehidupan, bukan kematian. Alkisah, seekor monyet berada diatas anak sungai pada musim kemarau. Setiap hari dia memandang air sungai bertambah sedikit, dan beberapa sisinya mulai mengering. Beberapa ikan yang kurang bijak, dan tidak mau "berubah" tetap bertahan di tempatnya, tidak mau melompat sedikit saja agar masuk kedalam aliran air yang lebih dalam. Lalu si monyet melihat ada ikan yang sudah mengalami kesulitan, karena air di tempatnya mulai menyusut, dan sudah terlalu jauh untuk melompat ke air yang lebih dalam. Monyet terus memandangi dan semakin lama semakin kasihan, lalu dia berpikir ikan itu butuh kasih sayang. Monyet turun ke sungai dan mengambil ikan itu dan membawanya ke atas pohon, lalu membelai-belainya sambil berkata dalam hati aku mengasihimu, sungguh kasihan aku melihatmu. Lalu ikan itu mati lebih cepat dibanding dibiarkan saja didalam air. Si monyet kelihatan berhati lembut, tidak tega "melemparkan" ikan itu ketempat yang menyelamatkan, karena tempat itu tidak bisa, itu bukan tempatnya, tempatnya adalah yang sekarang, diaman dia sudah mulai menggelepar. Terimakasih ibu Natalie Barus, memaksa kakak saya Mahdalena Saragih untuk berhenti berobat kampung yang mematikan jiwa dan roh itu dan membawanya ke RS, dan proses panjang pemeriksaan dan pengobatan itulah kemudian memberi dia kehidupan baru setelah hampir saja mendapat kematian kekal dari sang dukun. Setelah sekitar 4 bulan pemeriksaan dan pengobatan, sekitar 2 minggu lalu dia menyatakan pasrah kalau dipanggil Tuhan, karena hasil pemeriksaan dia menderita Brain Cancer Metastase. Walau hari ini, Minggu 10-10-10 dia akan dikebumikan dan walau saya tidak bisa mengantarnya ke peristirahatan sementara dibelakang rumah kami, dia sudah memiliki kehidupan pada saat dia tahu Tuhan akan memanggilnya. Seperti kata penjahat yang satu itu " Tuhan ingat aku bila engkau sudah sampai di kerajaanMu" lalu jawabNya " Hari ini juga engkau bersamaKu....." itulah kehidupan. Terpujilah Tuhan pencipta semesta alam dan segala isinya. Amen

Jumat, 08 Oktober 2010

Surat Yang Tak Pernah Terkirim Sebelumnya

Bila boleh menulis surat sekali saja; sudah kusiapkan banyak kata, banyak waktu, dan pasti bayak sekali keinginan. Namun bisa kupastikan aku akan menulis surat hanya sedikit lebih panjang dari alamat kemana surat akan kutujukan, bahkan bila alamatnya ditulis dengan lengkap, isi suratnya lebih pendek dari alamat itu. Banyak sekali yang ingin kusampaikan, banyak khayalan yang seolah akan mejadi nyata setelah aku ada disana, dan ingin sekali kutulis surat untuk itu. Serasa waktu akan segera habis, serasa kata-kata yang akan kutulis sudah sampai ke alamatnya. Dan sampai sekarang, tentulah balasan tidak ada secara tertulis, karena aku tidak pernah menulisnya. Aku hanya merasa telah mengirimkanya, dengan hati dan pikiranku setiap malam dan setiap pagi, karena pikiran beserta energinya tidak dapat dihalangi oleh ruang dan waktu. Tidak ada tanda-tanda surat itu akan mulai kutulis, tidak ada tanda-tanda bahwa pesan-pesanku sudah sampai walau tanpa surat. Bagaimana mungkin bisa menulis surat, bila air mata mengalir deras. Bukankah kertas-kertas akan basah, tulisan-tulisan akan sulit dibaca, dan kalaupun suratnya kukirimkan sepertinya saya tidak sopan, mengirim surat dengan tinta yang tidak karu-karuan karena basah. Setiap hari, dua kali sehari; kupelajari bagaimana orang-orang mandul bisa hamil dan melahirkan orang-orang besar dan penuh berkat ; ingat saja Ishak, Yakub, Samuel. Dan selalu kukenang kisah-kisahnya, ingin sekali kutulis surat, namun tidak sempat lagi. Karena hari ini Jumat 8 October 2010, Kakaku yang banyak berkorban untukku,anak-anakku, keluargaku, telah dipanggil Tuhan untuk selama-lamanya. Ketika dia berkata "aku sudah siap" dipanggil Tuhan, dan "sudah capek dengan perawatan Rumah Sakit", banyak surat yang ingin kutulis dan kukirimkan, tapi tak satu kata pun sempat kutulis, sampai malam ini sudah pukul 11.30 PM Timor Leste. Dan sekarang juga sudah ada balasan surat yang pernah kutulis itu " Karena Tuhan yang berkuasa atas kehidupan dan kematian, pun seisi langit dan bumi " dan ingin lagi kutlis surat " Selamat Jalan Kakakku Mahdalena Saragih". Minggu 10/10/2010 engkau akan berdiam di peristirahatanmu sementara, di belakang rumah kita di kampung. Tempat kita dibesarkan, dan pasti kita semua juga akan seperti itu, sampai Tuhan datang. Dan Kutulis semua ini untukmu karena aku tidak bisa ada disana, walau hanya sekedar melihat tubuhmu yang sudah kaku. Ingin sekalu ku ikut mengangkat peti yang banyak ukirannya sebagai rumah barumu, ingin sekalu melihat begitu banyak orang mengasihi kita, dan melepasmu pergi selamanya. Surat ini kutulis dari tempat yang jauh sekali, jauh sekali dari kampung kita, hingga aku tidak bisa hadir. Kutulis lagi surat ini sekaligus untuk kau bawa "Tuhan..kakakku ini lebih banyak menderita semasa hidupnya, dan berilah kesenangan di sisiMu, sungguh kami lebih mengerti kebesaran Tuhan setelah dia pergi selama-lamanya.