Kamis, 25 Maret 2010

Rasanya sama saja

Pembicaraan sambil pulang kantor bersama teman saya kali ini matematika yang nggak jelas rumusnya, tetapi kalau dipikirkan maknanya logis juga. Kira-kira isinya ; apapun kegiatan dan kondisi kita di dunia ini bila lakukan penjumlahan, maka hasil akhirnya lebih kurang sama dengan orang lain. Misalnya orang kaya yang punya banyak harta ; misalnya mobil dan rumah besar, dibanding dengan orang miskin yang hanya punya sepeda dan rumah sederhana. Bila kesenangan dan kesusahan dua orang itu dijumlahkan (kesenagan misalnya + dan kesusahan - ) maka hasilnya relatif sama. Orang yang punya mobil mungkin sangat senang pada saat naik mobil-mobilnya, tetapi bisa saja susah hatinya bila mobilnya rusak dan butuh biaya yang relatif besar, atau misalnya bila mobilnya menabrak orang. Yang hanya punya sepeda, tentu merasa susah harus mendayung, tetapi tidaklah terlalu susah bila dia menabrak orang, atau misalnya sepedanya rusak, mungkin dia bisa perbaiki sendiri. Jadi bila ditambah kurangkan kesusahan dan kesenangan dua orang itu, hasilnya lebih kurang sama. Misalnya lagi orang yang sudah kawin tapi belum punya anak, dibanding dengan orang yang punya anak. Kalau kita perhatikan, yang punya anak tentu punya rasa bahagia, bisa bermain dengan anaknya, tetapi pada sisi lain sering juga banyak kesenangan kedua orang tua tertunda karena anak, atau bahkan ada orangtua yang begitu emosinya melihat anaknya, mungkin karena kurang patuh, kurang rajin, dan sebagainya. Pada sisi lain yang belum punya anak, tentu merasa susah karena rasanya kurang lengkap satu perkawinan bila tidak ada anak, tetapi kedua orang tua tersebut dapat menikmati waktu-waktu banyak sekali kesenagan, tanpa ada gangguan anak. Mereka juga tidak perlu bersusah-susah memenuhi kebutuhan anak. Hal-hal lain yang terjadi pada kehidupan masing-masing orang, dapat dibanding-bandingkan antara satu dengan yang lain, dan bila kita pikirkan lebih dalam, maka hasil akhir dari kesenagan dan kesusahan itu pada orang yang berbeda relatif sama. Pada akhirnya, baju yang pas dan enak untuk dipakai adalah baju yang ukurannya memakai ukuran kita, bila bukan demikian, maka kita akan lelah sekali menjalani hidup ini. Demikianlah Tuhan menatur jagat raya dan segala isinya, sehingga semua bisa teratur.