Rabu, 21 Juli 2010

Stimulus dan Respon

Butuh lebih 10 jam mengelola stimulus dan respon...ahhh..ruang waktu sebanyak itu ternyata ada dan hanya diisi dengan kletek-kletek dikepalaku dan kini belum ada respon terbaik..tinggak menunggu Roh di hati terdalam..kuduslah..supaya kudus responnya. Stimulus iblis dengan memaksimalkan jeda waktu..semoga menghasilkan respon malaikat baik hati..God help me, amen

Senin, 19 Juli 2010

RAPAT

Biasanya bila ada rapat undangan sudah dikirim minimal 1 minggu sebelum hari “H”. Oleh karena itu tidak ada alas an untuk tidak ingat, atau ada agenda bersamaan yang tak terduga sebelumnya, atau bahkan dengan sengaja pura-pura tidak tau. Dengan demikian rapat yang pastinya penting, harusnya paling tidak dihadiri oleh seluruh pengambil keputusan dan paling tidak dihadiri oleh minimal 80% yang wajib datang atau yang diundang. Namun pada kenyataan, saya baru saja (2 hari sebelum posting tulisan ini) mengikuti rapat yang dari segi substansi dan dari sedikitnya yang hadir dengan seharusnya, rapat itu sungguh merangsang adrenalin saya dan meningkatkan tekanan darah, yang selama rapat saya tekan-takan terus supaya tidak ada pernyataan atau pertanyaan saya yang menyentuh sedikitnya yang hadir, sedangkan substansia adalah evaluasi. Untuk berikutnya, agar terhindar dari hal yang serupa beberapa hal dapat dilakukan :
1. Sosialisasi nilai yang terkandung dalam rapat (bukan materi rapatnya). Misalnya kalau itu rapat evaluasi kerohanian, maka dapat disosialisasikan bahwa kita akan menentukan sejauhmana kita sudah membawa jemaat lebih dekat kepada Tuhan, dan kita akan menetapkan langkah-langkah apa yang kita lakukan supaya iman jemaat lebih bertumbuh dan berembang. Jadi kita bukan rapat, tetapi berusaha membawa jemaat supaya bertumbuh dan berkembang melalui pelayanan yang akan kita bicarakan.
2. Fokus pada kekuatan internal seluruh yang wajib hadir untuk memastikan bahwa kehadiran dan ketidak hadirannya berpengaruh terhadap kerohanian jemaat pada waktu yang akan datang. Misalnya : menggali potensi beberapa peserta secara acak, jangan terfokus pada orang-orang yang sering menunjukkan potensinya saja. Karena blow up potensi orang tertentu saja akan mengakibatkan antipati dari orang lain yang tidak pernah di blow up. Karena semua manusia punya kebutuhan dihargai dan menghargai.
3. Hindarkan kekuatan factor eksternal, karena hal itu hanya bersifat kondisional. Dimana sikap yang terjadi tidak tulus. Misalnya : yang tidak hadir di beri periangatan, hal seperti ini tidak membuat orang tulus untuk hadir, tapi semata-mata hanya menghindarkan peringatan.
4. Perlu kontrak dan komitment di awal acara, sehingga jumlah peserta tidak berkurang dari menit ke menit, dan akhirnya yang tinggal di ruangan menjadi mudah frustasi dan emosional. Misalnya dengan menetapkan schedule time nya.
5. Gunakan multi media sebaik-baiknya.
6. Metode kegiatan menggunakan metode orang dewasa, dimana setiap orang dimungkinkan untuk kreatif secara maksimal, misalnya dengan membagi komisi-komisi dan diakhiri dengan pleno.
7. ………………….

Selasa, 13 Juli 2010

Bila Pemimpin ; Bagai Buah Matang di Pohon

Bila pemimpin di ibaratkan buah, maka kita akan dapat menggolongkan beberapa golongan pemimpim bersadarkan kematangannya, andai ia adalah buah. Kita pikirkanlah durian, kuini, mangga dan lainnya. Menjadi pemimpin sama dengan memberi harapan kepada banyak orang, bukan hanya bawahannya tentang sesuatu nilai yang dapat dirasakan sepanjang waktu, bahkan lama sekali hingga pemimpin itu meninggal. Persis seperti buah, kalau dia jatuh sebelum matang, atau diambil sebelum matang, dapat dipastikan dia akan segera diolah dan hanya berguna beberapa waktu, itupun dengan bantuan pengawetan. Dan nasibnya akan segera masuk lubang WC. Lumayan kalau di olah menjadi kompos, masih berguna walau agak jorok dan bentuknya sudah pasti tidak ada jati diri seperti aslinya. Pikirkan kebun pembibitan, suatu kegiatan untuk mejaga kelangsungan kehidupan. Satu bibit akan bertahan sangat lama, setelah buah terjatuh atau terlepas dari pohonnya. Bahkan ia akan memberi manfaat yang sangat lama, dan sering lebih baik dari induk pertamanya. Banyak sekali mahluk berharap padanya; tempat perlindungan, memberi kesejukan, keindahan, bahkan kesejahteraan hidup. Dan pembibibtan hanyalah menggunakan buah yang sudah matang, benar-benar matang, bahkan jatuh sendiri dari pohonnya. Lihatlah kelapa muda kawan, hanya memberi rasa segar tidak lebih dari 5 menit; tapi lihatlah kelapa tua yang jatuh dari pohon yang terbawa sungai hingga jauh tak terhingga, ditanah manapun terdampar, bila masih bisa berakar, akan tumbuh tinggi dan memberi banyak kesegaran dan manfaat kepada banyak orang, hingga berpuluh-puluh tahun. Sabarlah hingga matang, dan menjadi pemimpin. Kelapa muda memang enak, bagi pedagang dan bagi pelancong dan orang-orang pelesiran yang tak jelas dari mana datang dan kemana perginya.

SELESAI

Pengalaman hari ini bertemu dengan salah satu pejabat kantor yang motto hidunya seperti judul tulisan ini. Apapun yang sedang kita hadapi atau kerjakan, selalu akan selesai dengan 4 (empat) cara :
1. Selesai dengan usaha kita sendiri
2. Selesai karena bantuan orang lain
3. Selesai karena dikerjakan orang lain
4. Selesai dengan sedirinya.]
Dan dari keempat cara itu, yang manapun yang terjadi,semuanya pasti selesai. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk ragu-ragu menghadapi hidup ini; tidak ada alasan untuk tidak ikhlas dalam melakukan sesuatu, terutama bila itu menolong orang lain. Karena kalaupun tidak kita yang mengulurkan tangan untuk menolongnya, maka akan ada tangan lain yang akan menolongnya, bahkan mungkin saja tangannya lebih kekar, lebih lembut dan lebih pas pegangannya...

Mencuri dan Dicuri

Siapapun jengkel bila mengalami pencurian, atau kehilangan sesuatu karena dicuri dengan orang lain. Secara logika, pencuri adalah orang yang sangat berkekurangan, sehingga kadang-kadang perilaku mencurinya pun bisa di maklumi karena betapa hidupnya secara minimum tidak bisa dia penuhi bila dia tidak mencuri. Bahkan bila tidak mencuri pada saat itu, dia tidak bisa makan dan minum dan bisa mati kelaparan, salah satu cara mati paling menyakitkan dan tidak bermartabat....

Minggu, 11 Juli 2010

Pembunuh berdarah merah

Bila seorang petugas kesehatan, memotivasi seorang ibu hamil untuk seksio atau operasi melahirkan, padahal ibu itu bisa melahirkan secara normal, dimana petugas itu melakukannya hanya demi beberapa ratus ribu rupiah. Dan operasi itu senddiri menimbulkan bekas luka pada endometrium atau bagian dari uterus (rahim). Dan pada kehamilan berikutnya, ibu itu mengalami placenta previa dan mengakibatkan perdarahan. Andai ibu itu mengalami perdarahan hebat dan terlambat ditolong, keadaan bisa mengakibatkan kematian pada janin dan ibunya. Bila ini terjadi, bukankah si petugas kesehatan tadi sudah menjadi pembunuh yang sangat keji..keji dan sangat kejiiii, walau bajunya putih seperti malaikan penolong, tapi kelakuannya seperti kuntilanak pencabut nyawa..semoga tidak terjadi lagi.