Jumat, 24 September 2010

Doa dan Harapan untuk Magdalena Saragih (By Jannerson Girsang, Pengantar Jemaat GKPS Simalingkar)

Doa dan Harapan untuk Magdalena Saragih.

Di saat kita kebingunan dan tidak paham rencana Tuhan atas seorang anggota keluarga, tindakan yang terbaik dilakukan adalah berseru kepadaNya. Itulah yang dilakukan keluarga Magdalena br Saragih, sore hari JUmar 24 Oktober 2010..

Itu juga yang saya sampaikan untuk menguatkan keluarga ini ketika membuka acara. Saya mengutip Yeremia 33:3. ”Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu, sesuatu yang besar dan yang tak terpahami, yakni hal-hal yang tdak kauketahui”.

Kami tiba di rumah Sy Jandes Saragih, adik kandung Magdalena, yang terletak di bilangan Bung Ncole, sore hari sekitar pukul 14.00. Cuaca begitu cerah, secarah harapan yang asih tersisa. Berseru kepada Tuhan!.

Saat saya masuk ke rumah melalui pintu garasi, Lena duduk di atas tempat tidur, menyandar ke dinding dialas dengan bantal. Wajahnya tampak lesu dan bicaranya kurang jelas, meski masih dapat kumengerti.

Dia menyambut semua tamu dengan semangat yang optimis. ”Terima kasih, terima kasih”, atau sekali-sekali dia hanya menundukkan kepalanya tanpa bicara, karena memang dia sulit berbicara akibat operasi di rahangnya beberapa waktu lalu.

Ketika kami tiba, beberapa anggota keluarga sudah lebih dulu hadir, termasuk dua mangkela Sy Jandes. Mama Vika keluar sebentar untuk mengurusi konsumsi. Luar biasa!. Meski lae Jandes tidak berada di tempat semuanya berjalan dengan lancar. Ibu rumah tangga yang bertanggungjawab. Ibu-ibu GKPS harus belajar banyak dari besan ini.

Sebelum acara dimulai kami berdiskusi dengan pendeta dan keluarga di ruang depan dekat kolam ikan yang menyejukkan. Dengan hidangan sirup dingin dan roti bolu yang dipotong-potong, kami menysun acara yang disepakati, termasuk tidak menangis di depan Lena.

Syukur, hari ini Lena mendapat HBN, yang dimulai pukul 14.45. Sekitar 15 orang dari Huria GKPS Simalingkar, termasuk sebagian besar guru Sekolah Minggu dan Pengurus. Padahal, kami tidak mengudang resmi. Hanya dari mulut ke mulut. Bukti bahwa Lena ada di hati jemaat dan teman-temannya sesama Guru Sekolah Minggu.

HBN dipimpin Pendeta Rasmidin Sinaga STh.

Lena menerima HBN dengan sungguh-sungguh. Dia duduk diapit ibu dan ayahnya. Para anggota jemaat dan keluarga yang berjumlah Kira-kira 25-30 orang sebagian duduk bersila di atas tikat dekat tempat tidur, sebagian berdiri.

Guru Sekolah Minggu GKPS Simalingkar itu dengan iman yang bulat mengikuti seluruh alur acara. Dia mampu mengucapkan semua kata-kata yang wajib diucapkannya.

Dia mengucapkan dengan lancar ketika pendeta menyodorkan Psalmen 119:41. Sambil dibacakan terlebih dahulu oleh pendeta, dia mengikuti ucapan pendeta. ”Sai soopma bangku idop ni uhurMU, Ale Jahowa, sonai hatuahonMu, romban hubani bagah-bagahMu”. Ayat ini diucapkannya dengan lancar, sebelum Pendeta melakukan acara HBN.

Saat Lena harus mengunyah roti yang disuguhkan pendeta, dia tampak dia kesulitan mengunyahnya dan hanya mampu memakan separuhnya. Tetapi dia tampak puas. Kemudian dia minum anggur satu sendok makan. Dia menelan dengan dibantu ibunya supaya anggurnya tidak meleleh dari bibirnya.

Sepanjang acara, mata Lena terlihat sayu. Sekali-sekali dia menggerak-gerakkan kakinya. Kadang ibunya mengurut kepalanya. Ibunya kelihatan pasrah dan mengikuti acara HBN. Kesedihan memang tak bisa tertutupi. Saat bernyanyi mata ibunya terlihat memerah, walau tidak menitikkan air mata. Ayahnya yang berdiri di sebelahnya serius mengamati pendeta yang memimpin acara itu.

Semua anggota jemaat yang hadir dan keluarga mengikuti acara HBN, semua mendapat roti dan anggur. Acara yang juga turut mendorong semua jemaat dan keluarga untuk turut memberi semangat dan menguatkan iman percaya perempuan yang telah mengajar banyak anak-anak jemaat ini.

Usai HBN, keluarga dan jemaat menikmati makanan dan minuman yang disediakan jemaat. Kami meninggalkan Lena yang terbaring menyerahkan kesembuhannya kepada Tuhan, sekitar pukul 16.45. Wajah-wajah keluarga begitu cerah dan bersemangat mengucapkan terima kasih atas kehadiran jemaat dan keluarga.

Memang, tadi malam kami sedikit terkejut. Sebelum acara partonggoan Sektor III dimulai, besan mama Vika berbicara khusus memohon supaya Jumat diadakan HBN. Karena keluarga merencanakan membawanya ke kampung hari Sabtu.

Permohonan itu kami penuhi dengan menghubungi Pendeta Resort. Pendeta tidak ada masalah dan awalnya dia menetapkan jadwal jam 10.30, tetapi akhirnya disepakati jam 14.00. Semua dikoordinasikan dengan Pengurus Sektor dan Pimpinan Majelis.

Kiranya Tuhan memberkati Magdalena dan meyakinkanya bahwa Tuhan Yesus Kristus turut campur dalam apapaun yang terjadi pada dirinya. Semoga keluarga mendapat kekuatan untuk mendampingi Lena atas rencana Tuhan yang terbaik bagi Lena dan memberi penghuburan dan kekuatan bagi kami dan seluruh keluarga untuk mendampingi dan mengobatinya.

Amin. Salam dari kami semua buat lae kami yang berada di tempat yang jauh. .

Tidak ada komentar: