Selasa, 13 Juli 2010

Bila Pemimpin ; Bagai Buah Matang di Pohon

Bila pemimpin di ibaratkan buah, maka kita akan dapat menggolongkan beberapa golongan pemimpim bersadarkan kematangannya, andai ia adalah buah. Kita pikirkanlah durian, kuini, mangga dan lainnya. Menjadi pemimpin sama dengan memberi harapan kepada banyak orang, bukan hanya bawahannya tentang sesuatu nilai yang dapat dirasakan sepanjang waktu, bahkan lama sekali hingga pemimpin itu meninggal. Persis seperti buah, kalau dia jatuh sebelum matang, atau diambil sebelum matang, dapat dipastikan dia akan segera diolah dan hanya berguna beberapa waktu, itupun dengan bantuan pengawetan. Dan nasibnya akan segera masuk lubang WC. Lumayan kalau di olah menjadi kompos, masih berguna walau agak jorok dan bentuknya sudah pasti tidak ada jati diri seperti aslinya. Pikirkan kebun pembibitan, suatu kegiatan untuk mejaga kelangsungan kehidupan. Satu bibit akan bertahan sangat lama, setelah buah terjatuh atau terlepas dari pohonnya. Bahkan ia akan memberi manfaat yang sangat lama, dan sering lebih baik dari induk pertamanya. Banyak sekali mahluk berharap padanya; tempat perlindungan, memberi kesejukan, keindahan, bahkan kesejahteraan hidup. Dan pembibibtan hanyalah menggunakan buah yang sudah matang, benar-benar matang, bahkan jatuh sendiri dari pohonnya. Lihatlah kelapa muda kawan, hanya memberi rasa segar tidak lebih dari 5 menit; tapi lihatlah kelapa tua yang jatuh dari pohon yang terbawa sungai hingga jauh tak terhingga, ditanah manapun terdampar, bila masih bisa berakar, akan tumbuh tinggi dan memberi banyak kesegaran dan manfaat kepada banyak orang, hingga berpuluh-puluh tahun. Sabarlah hingga matang, dan menjadi pemimpin. Kelapa muda memang enak, bagi pedagang dan bagi pelancong dan orang-orang pelesiran yang tak jelas dari mana datang dan kemana perginya.

SELESAI

Pengalaman hari ini bertemu dengan salah satu pejabat kantor yang motto hidunya seperti judul tulisan ini. Apapun yang sedang kita hadapi atau kerjakan, selalu akan selesai dengan 4 (empat) cara :
1. Selesai dengan usaha kita sendiri
2. Selesai karena bantuan orang lain
3. Selesai karena dikerjakan orang lain
4. Selesai dengan sedirinya.]
Dan dari keempat cara itu, yang manapun yang terjadi,semuanya pasti selesai. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk ragu-ragu menghadapi hidup ini; tidak ada alasan untuk tidak ikhlas dalam melakukan sesuatu, terutama bila itu menolong orang lain. Karena kalaupun tidak kita yang mengulurkan tangan untuk menolongnya, maka akan ada tangan lain yang akan menolongnya, bahkan mungkin saja tangannya lebih kekar, lebih lembut dan lebih pas pegangannya...

Mencuri dan Dicuri

Siapapun jengkel bila mengalami pencurian, atau kehilangan sesuatu karena dicuri dengan orang lain. Secara logika, pencuri adalah orang yang sangat berkekurangan, sehingga kadang-kadang perilaku mencurinya pun bisa di maklumi karena betapa hidupnya secara minimum tidak bisa dia penuhi bila dia tidak mencuri. Bahkan bila tidak mencuri pada saat itu, dia tidak bisa makan dan minum dan bisa mati kelaparan, salah satu cara mati paling menyakitkan dan tidak bermartabat....