Senin, 11 Oktober 2010

Memperhatikan orang-orang kaya

Seorang sahabat yang sudah lupa entah siapa namanya, menulis di Facebook "lebih baik memberi dari pada menerima". Cepat sekali aku memberi comment "memberi adalah ciri orang kaya, sedang menerima adalah ciri orang miskin. Orang kaya tidak pernah miskin dan orang miskin tidak pernah kaya". Lalu sahabat ini comment lagi " koq bisa ??"..dan seterusnya..comment di comment lagi. Pada waktu jam makan siang di UNICEF Dili, Timor Leste, saya dan beberapa staff termasuk driver UN juga, bercerita mengapa orang America, dan banyak negara Eropah, termasuk Asia seperti Jepang "banyak sekali uangnya" dan bagaimana mereka bisa memberi bantuan begitu banyak, termasuk menggaji aku yang tingginya luar biasa. Gaji satu bulan disini lebih dari gaji satu tahunku yang sekarang. Dengan ringan aku respon " mereka itu banyak uang, karena mereka rajin memberi, mereka yang kaya-kaya di negaranya sana, berpikir "apa yang dapat dilakukannya untuk orang lain". Atau paling tidak dia berpikir, apa yang bisa kubantu sama orang ini biar dia tidak menyusahkan aku. Sehingga semakin banyak hartanya, semakin besar motivasinya membantu orang lain, dan saya sambung dengan seenaknya "dan Tuhan memberkati orang-orang ini" dan uang mereka selalu bertambah banyak dan banyak. Lalu saat blog ini kutulis, aku pun ingin jadi orang kaya..ingin kaya dan kaya. Dan tentu tak perlu pengalaman untuk menjadi kaya, kaya adalah saat ini, bukan masa lalu dan masa yang akan datang. Merasa tidak berkucupan adalah ciri-ciri orang miskin. Bila selalu merasa tidak berkecukupan, maka tak pernah ia menjadi kaya. Tetapi miskin di hadapan Allah adalah kekayaan terbesar, karna orang miskin tidak merasa memilki apa-apa, bahkan makan hari ini pun menunggu adanya anugerah dan berkat..bila di tunggu datang dari kuasa Tuhan, itulah kekayaan yang sesungguhnya, karena hanya kepadany Tuhan memberi kebahagiaan.

Tidak ada komentar: