Jumat, 12 November 2010

Pentingnya kuantitas dalam imunisasi

Kadang-kadang sulit untuk menentukan mana yang lebih dulu dicapai; kuantitas yang tinggi atau kualitas yang tinggi, semenetara melakukan keduanya mengalami kesulitan. Namun untuk imunisasi, saat ini kita sudah bisa percaya secacra umum kualitas pelayanan sudah standart, karena petugas sudah lulusan perguruan tinggi diikuti dengan banyak training dan monitoring. Oleh karena itu kita sudah bisa lebih konsentrasi bagaimana meningkatkan cakupan. Kegiatan ini memerlukan kerja bersama berbagai pihak untuk hal-hal berikut :
1. Menyebarluaskan informasi pelayanan kepada masyarakat.
2. Bersama mengatasi rumor yang berkembang.
3. Menggunakan sumberdaya lokal untuk kegiatan.
4. Menghadirkan masyarakat penerima pelayanan ke sarana pelayanan.
5. Bersama melakukan penjaringan untuk mereka yang tidak datang ke pelayanan.
6. Secara bersama bersemangat mencapai cakupan 100%.
Berhubung imunisasi diberikan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit-penyakit yang sangat menular, maka cakupan dibawah 100% akan beresiko adanya sumber penyakit ditengah masyarakat dan jumlahnya setiap periode akan terakumulasi dan lama-lama menyebakan ledakan penyakit di masyarakat yang sering kita sebut wabah.
Andaikan cakupan cuma 75% dan semua memiliki kekebalan yang cukup, berarti selalu ada 25 persen yang tidak memiliki kekebalan, dan dapat menjadi sumber penularan. Bila ini terjadi pada setiap periode, maka akan terakumulasi, dan pada suatu saat akan terjadi ledakan. Keadaan ini sangat berbahaya, dapat mengancam nyawa, dan perlu banyak sumber daya mengatasinya. Dengan demikian sudah seharusnya terjadi pembagian tanggungjawab dalam kerjasama antar pihak terkait. Paling tidak seperti berikut :
1. Pemerintah Desa menyiapkan tempat pelayanan yang layak di desa berupa Pos Yandu.
2. Pemerintah desa, bertanggungjawab dalam menghadirkan masyarakat ke tempat pelayanan, yang sudah ada di Pos Yandu.
3. Pemerintah Desa menyediakan kader untuk dilatih dan bekerja untuk kesehatan masyarakat, serta memenuhi kebutuhan kader seperti pakaian, transport, snack dan lainnya.
4. Petugas kesehatan bertanggungjawab menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga yang profesional untuk memberikan pelayanan yang bermutu.
5. Pemerintah Desa dan Kader bertanggungjawab dalam tindak lanjut masyarakat yang tidak hadir.
Dari pembagian diatas, jelas sekali bahwa sebaiknya petugas kesehatan yang datang untuk pelayanan di Pos Yandu (pelayanan lapangan lain) konsentrasi dalam pelayanan yang bermutu tinggi, tidak lagi sibuk dengan urusan-urusan mobilisasi masyarakat dan memenuhi kebutuhan kader. Urusan kebutuhan Pos Yandu dan lainnya, dapat menjadi tanggungjawab Pemerintah Desa dengan menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD). Dan tentunya kita perlu mendukung penggunaan 70% ADD untuk kegiatan kemasyarakatan, dan Pos Yandu adalah kegiatan rutin dan pelayanannya sangat mendasar. Semoga pemegang ADD membantu Pos Yandu skuat tenaga, untuk kesehatan masyarakat desa, terutama bayi-bayi kita. Amen.

1 komentar:

Elvi Zulianihttp mengatakan...

Bang, Sukses ya semoga tetap eksis dalam tugas dan menulis dengan lugas... Evi juga baru mulai nulis blog jadi semua cara dicari eh lagi cari-cari inspirasi dan cara terbaik untuk buat tampilan blog dan mempelajari banyak hal ketemu blog abang pokoknya sukses, kala boleh Evi buat link ya ke blog Evi